Posting Terbaru

 

PAPAN NAMA MWC NU KEC. BANCAK

NUBANCAK.OR.ID - Kabar gembira datang untuk warga Nahdliyin Kecamatan Bancak, kini bangunan kebanggaannya yaitu Gedung MWC NU Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah telah resmi memiliki papan nama / papan identitas kebanggaan. Hal ini terwujud berkat bertambah solidnya Jajaran Kepengurusan MWC NU Kecamatan Bancak beserta Badan Otonomnya. Dijumpai tim redaksi NUBANCAK.OR.ID disela kesibukannya Ketua Tanfidziyah MWC NU Kec. Bancak Bapak Muh Sholeh, S.Ag menyampaikan bahwa "ini adalah awal yang bagus untuk semakin berkembangnya NU di Kecamatan Bancak, semoga setelah ini ada kebanggaan lebih terhadap aset NU di Kecamatan Bancak sehingga dapat digunakan secara maksimal dan istiqomah dalam berbagai kegiatan baik yang rutin, dan kegiatan khusus".

Dijumpai terpisah dikediamannya Ketua GP. Ansor Kecamatan Bancak Sahabat Benny Irawan, M.Pd menambahkan "dengan semakin berkembangnya aset NU di Kecamatan Bancak semoga seluruh Warga Nahdliyin khususnya dan warga Kecamatan Bancak pada umumnya untuk menjaga, merawat, dan mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi umat". (DPW)

Berikut adalah titik lokasi Gedung MWC NU Kecamatan Bancak :





Editor : Danang P. W.

Rapat Awal Kepanitiaan
NUBANCAK.OR.ID - Pengurus Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bancak akan melaksanakan PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar) perdana yang akan dilaksanakan pada Sabtu & Ahad, 12-13 Juni 2021 bertempat di GEDUNG MWC NU KECAMATAN BANCAK. 

Rapat perdana panitia dilaksanakan malam ini (23/5) di Gedung MWC NU dipimpin oleh Ketua PAC GP. Ansor Kecamatan Bancak Sahabat Benny Irawan, M.Pd, juga dihadiri oleh Ketua Tanfidziah MWC NU Kecamatan Bancak yaitu beliau Bapak M. Sholeh, S.Ag, pada sambutannya beliau menekankan jajaran MWC NU BANCAK dan masyarakat siap mendukung dengan penuh kegiatan baik ini dalam bentuk materiil dan lainnya.

PKD sangat terbuka bagi seluruh generasi muda di Kecamatan Bancak dan sekitarnya, sehingga bisa segera mendaftarkan diri ke Pengurus Ranting GP. Ansor di desa masing-masing.



Editor : Danang P.W.

Foto Almarhum
Bancak - NUBANCAK.OR.ID

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, kabar duka kembali menyelimuti warga NU Jawa Tengah. Rais Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Thailand KH Hasanuddin wafat karena sakit di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (22/1) malam.

Kabar meninggalnya Kiai Hasanuddin semalam yang beredar luas di grup Whatsapp Jamaah Al-Khidmah maupun di media sosial (medsos). Sosok KH Hasanuddin yang sangat dekat dengan almaghfurlah KH Ahmad Asori Al-Ishaqi Mursyid Thariqah Qadiriyah Wan Naqsabandiyah Al-Utsmaniyah yang bermarkas di Kedinding Lor Surabaya Jawa Timur dikenal sangat supel dan dekat dengan siapa saja. 

Aktivis NU Demak Samsul Huda menyebutkan, KH Hasanuddin selain menjadi dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, juga mengajar di Kampus Universitas Diponegoro (Undip).

"Kiai Hasanuddin dekat dengan siapa saja. Bahkan saat ini beliau masih menjabat sebagai Rais PCINU Thailand meski dalam kesehariannya tinggal di Ungaran, Jawa Tengah sambil menjadi dosen dan mengelola Radio Rasika Grup," jelasnya.

Almarhum KH Hasanuddin (kiri)

Disampaikan, sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Tengah juga pernah aktif sebagai Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) tingkat Jawa Tengah dan nasional.

"Beliau sosok yang tidak bisa diam. Berbagai organisasi ditekuni dan yang terakhir masih aktif di Jamaah Al-Khidmah daerah maupun nasional baik sebagai salah satu pendiri maupun pengurus," terangnya.

Kiai Hasanuddin meninggalkan seorang istri dan dua anak hingga akhir hayat masih aktif di berbagai kegiatan yang diadakan oleh Al-Khidmah di lingkup Jawa Tengah bahkan hingga luar negeri. Termasuk jadi Pengurus Cabang NU di Thailand. 



Sumber

Kontributor : M Ngisom Al-Barony

Editor : Danang P.W.



Rejosari - NUBANCAK.OR.ID

Malam ini (20/1) adalah pelantikan Pengurus Ranting NU Desa Rejosari Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, pelantikan kali ini berbeda dengan beberapa pelantikan sebelumnya karena diiringi hujan. Namun kehadiran undangan dari sesepuh, tokoh masyarakat, dan kyai sekitar sangat antusias dalam menyambut momen penting ini.

Drs. Khamim Ketua Tanfidziyah MWC NU Kec. Bancak hadir langsung dalam pelantikan ini, beliau menyampaikan kepada kontributor NUBANCAK.OR.ID bahwa reorganisasi adalah tanda sebuah organisasi yang sehat, dan memiliki semangat juang yang tinggi terutama dalam mengawal aswaja di Kecamatan Bancak pada umumnya dan di Desa Rejosari khususnya.


Ketua terpilih yaitu Bapak K. Abdul Wahab menyampaikan bahwa akan melaksanakn tugas dengan sebaik - baiknya dan akan terus berkoordinasi baik dengan jajaran pengurus ranting maupun pengurus MWC guna sinkronisasi program-program yang akan dilaksanakan kedepannya agar sesuai dengan aturan organisasi.



Kontributor : Darty

Editor : Danang P.W

Penyerahan SK dan Stampel


Bancak - NUBANCAK.OR.ID

Pelantikan Ranting NU Desa Bancak tadi malam (18/1), berlangsung khidmat. Dihadiri oleh segenap masyarakat sekitar, sesepuh, dan para tokoh masyarakat di Desa Bancak. 

Bapak Ramdani Ketua terpilih Ranting NU Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang menerima SK dan stampel yang diserahkan langsung oleh Ketua Tanfidziah MWC NU Kec. Bancak Drs. Khamim.

Dijumpai kontributor NUBANCAK.OR.ID setelah acara selesai beliau Bapak Ramdani menuturkan bahwa "saya baru pertamakali menerima amanat sebagai ketua ranting, semoga kedepannya dapat amanah dan menjadikan Ranting NU Desa Bancak semakin baik dengan melaksanakan program-program yang nantinya akan disusun bersama jajaran pengurus, semoga bermanfaat".

Acara berlangsung tertib, dan suasana penuh khidmat karena diisi dengan kajian dan juga tahlilan tidak lain untuk mendoakan kita semua agar diberi keselamatan oleh Allah SWT.



Kontributor : Rusli

Editor : Danang P.W.

Bancak - NUBANCAK.OR.ID

Pada 31 Januari 2021 yang akan datang, Nahdlatul Ulama genap berusia 95 tahun dalam hitungan tahun Masehi. Pada tahun ini, tema yang diangkat pada Hari Lahir (Harlah) ormas keagamaan terbesar di Indonesia ini, adalah Khidmah NU: Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan.  

Visualisasi tema besar ini pun sudah terwujud dalam logo Harlah Ke-95 NU. Sang desainer logo, Dain Nur Rafita Ardani Rahmansyah menjelaskan bahwa ada makna filosofis terkandung dalam logo Harlah yang pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar empat hari.  

Dalam desain tersebut terdapat dua bulatan yang menggabungkan angka sembilan dan lima di bagian tengah. Dua bulatan yang berbentuk seperti angka delapan ini dibuat dengan satu tarikan garis memiliki makna konsistensi atau keajegan.   

"Ini sesuai tema yang diusung yaitu konsistensi khidmah NU dalam menyebarkan Aswaja dan meneguhkan komitmen kebangsaan, serta konsistensi dalam membawa Islam yang Rahmatan lil alamin," jelas Dian.

Dalam logo Harlah yang dipadu dengan logo NU di atasnya dan tanggal serta tahun kelahiran NU di bawahnya ini, ada dua warna yang dominan yakni warna emas dan hijau. Bukan tanpa alasan dua warna ini dipadukan dengan apik sehingga mewujudkan logo yang terlihat bersinar.

 "Warna emas menggambarkan kemuliaan, hijau melambangkan kedamaian," jelas Dian.  

Saat penggarapan, Dian mengungkapkan beberapa langkah dan kompleksitas dalam mewujudkan desain ini. Memang menurut Dian, kesulitan yang dihadapi oleh para desainer logo adalah mencari konsep dan memvisualisasikan tema. "Biasanya konsep udah nemu tapi nggak nyambung sama tema," ungkapnya.  

Namun, dengan kesungguhan dan pengalaman dalam dunia desain, akhirnya ia bisa mewujudkan logo Harlah Ke-95 NU untuk tahun 2021. Logo ini nantinya bakal banyak terwujud dalam berbagai media seperti umbul-umbul, bendera, dan berbagai suvenir.

Sumber


Editor : Danang P.W.


Bancak - NUBANCAK.OR.ID

Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah tatanan kehidupan umat manusia di semua negara, mulai dari ekonomi, politik, hingga kebiasaan sehari-hari. Pernahkah kita merenung ketika organisme berukuran sangat kecil itu ternyata bisa memaksa manusia beradaptasi dengan hal-hal baru, termasuk protokol kesehatan? Lewat khutbah Jumat ini, mari kita meresapi hikmah dari berbagai perubahan tersebut, dan keterkaitannya dengan upaya mendekatkan diri kepada Allah.

Materi khutbah Jumat yang diangkat kali ini mengangkat pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari kebiasaan baru selama pandemi: mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Para mustami‘ (penyimak khutbah) diharapkan memaknai protokol kesehatan lebih dari sekadar fenomena fisik dan ekspresi kecemasan akan virus, melainkan “teguran” yang kian membuka kesadaran rohani manusia.

Berikut teks khutbah Jumat berjudul "4 Pelajaran di Balik Protokol Kesehatan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

Khutbah I

   الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ أَيُّهاَ اْلحَاضِرُوْنَ اْلمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam berbagai macam situasi dan kondisi apa pun, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita harus menyadari bahwa segala yang terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini merupakan takdir dan kehendak-Nya. Tidak ada yang bisa mendatangkan nikmat dan tidak ada yang bisa menerima tobat kecuali Allah subhanahu wata’ala. Dialah yang paling berkuasa atas kehidupan manusia di bumi ini karena semua berasal dari Allah dan semua akan kembali kepada-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 156:

    ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رجِعُونَ     

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Saat ini, dunia sedang mengalami musibah pandemi Covid-19. Virus Corona ciptaan Allah subhanahu wata’ala itu menginveksi manusia di berbagai penjuru dunia. Sejak Desember 2019, virus yang tak kasat mata ini mewabah dan tercatat sampai awal tahun 2021, sudah lebih dari 90 juta orang terinveksi. Makhluk Allah ini juga sampai sekarang sudah menyebabkan sekitar 1,9 juta orang meninggal dunia.

Bencana nonalam ini mengakibatkan berbagai sektor kehidupan terdampak, mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan berbagai sendi kehidupan manusia. Pandemi ini pun disikapi oleh pemangku kebijakan dengan menerapkan pola hidup baru yang dikenal melalui istilah new normal. Segala aktivitas kehidupan harus tetap berjalan namun juga harus memperhatikan tatanan atau model baru untuk menghindari virus ini.

Pemerintah pun terus mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menaati dan menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas. Hal ini ditujukan sebagai ikhtiar lahiriah untuk memutus rantai penyebaran virus yang pertama kali muncul di negeri China ini. Protokol kesehatan yang dianjurkan meliputi empat hal yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Menurut para ahli, protokol kesehatan ini dinilai mampu menjadi ikhtiar fisik dalam menjaga diri dan orang lain dari paparan virus Corona. Namun jika direnungkan, empat bentuk protokol kesehatan ini memiliki hikmah dan makna penting yang patut menjadi renungan kita bersama. Dengan merenungkan hakikat makna memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan ini, kita diingatkan kembali, betapa Allah subhanahu wata’ala sangat sayang pada umat manusia dengan mengingatkan agar selalu ingat pada-Nya.

Protokol kesehatan pertama adalah memakai masker. Ini bisa menjadi peringatan bagi kita untuk senantiasa menjaga mulut kita. Di zaman digital saat ini, setiap orang bebas mengekspresikan dan mengatakan apa yang ada dalam benak dan pikirannya. Era media sosial yang tidak ada lagi batas waktu dan jarak ini, menjadikan banyak orang ceroboh dan tidak memikirkan efek dari apa yang diucapkan atau ditulis di media sosial.

Saat ini kita bisa rasakan sendiri, banyak orang yang memproduksi hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda untuk berbagai kepentingan. Hal ini mengakibatkan banyak permasalahan yang mengarah pada konflik di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun telah mengingatkan kita melalui haditsnya untuk berbicara hal-hal yang baik saja. 

 وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصمُتْ  

Artinya:“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam” (HR al-Bukhari).  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Protokol kesehatan yang kedua adalah mencuci tangan. Ini menjadi simbol bagi kita untuk segera membersihkan diri dari banyaknya dosa yang telah dilakukan. Di zaman modern ini, berbagai tindakan dosa yang ditimbulkan akibat ulah anggota badan kita bisa dengan mudah dilakukan, baik dosa itu merugikan diri sendiri dan terlebih merugikan orang lain.

Berbagai bencana alam maupun nonalam menjadi peringatan bagi kita untuk segera bertobat kepada Allah dari dosa-dosa yang telah kita lakukan. Pertobatan bisa dilakukan dengan banyak-banyak membaca istighfar dengan harapan dosa-dosa yang telah kita perbuat diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala sehingga keberkahan akan turun kepada kita.

  Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Nuh ayat 10 sampai 13.

  فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا . مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا

Artinya: “Maka aku (Nuh) berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan (beristighfarlah) kepada Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu’.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Protokol kesehatan yang ketiga adalah menjaga jarak. Ini juga menjadi renungan kita untuk tetap menjaga jarak dengan kehidupan dunia. Jangan sampai dunia yang hanya tempat mampir untuk istirahat ini menjadikan kita lupa kehidupan yang abadi yakni akhirat. Virus corona ini seolah-olah diutus oleh Allah untuk mengingatkan bahwa umat manusia saat ini sudah tenggelam dalam kenikmatan dunia sekaligus lupa dan dibuat lupa oleh pesona dunia.

Kehidupan dunia dan akhirat haruslah seimbang sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu:

  اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا 

Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Protokol kesehatan yang terakhir adalah menghindari kerumunan. Hal ini merupakan simbol bahwa terkadang kita memang harus menyendiri dan bermuhasabah terhadap segala sesuatu yang telah diperbuat selama ini. Kita harus menghitung-hitung kembali jika kemungkinan selama hidup ini kita sombong dan tidak dapat menundukkan nafsu. Manusia sering berbuat ketamakan dan kesewenang-wenangan karena nafsu telah menunggangi akal sehat. 

Sayyidina Umar bin Khattab telah mengingatkan pentingnya muhasabah dalam satu khutbahnya, yakni:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا   

“Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Demikian khutbah renungan hikmah di balik protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai orang yang beriman, sudah seharusnya kita terus menanamkan dalam diri kita bahwa Allah-lah yang paling kuasa terhadap segala apa yang terjadi. Sebagai makhluk lemah, kita harus melakukan ikhtiar bumi agar kita diberi keselamatan dan melakukan ikhtiar langit agar Allah segera mengangkat musibah ini dari muka bumi. 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.  عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

Sumber



Editor : Danang P.W.

KONTAK KAMI (VIA E-MAIL)

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget